Beton precast atau pracetak adalah seluruh atau sebagian dari elemen struktur yang dicetak pada satu tempat tertentu baik yang berada di lingkungan proyek maupun jauh dari proyek (pabrik) yang kemudian akan dipasang pada strukturnya.
Mengapa Harus Menggunakan Beton Pracetak?
- Waktu pelaksanaan proyek yang lebih cepat.
- Mutu terjamin.
- Mereduksi biaya konstruksi.
- Memiliki bentuk dan ukuran yang sudah pasti.
- Memudahkan dalam pengerjaan struktur ataupun finishing.
Penerapan Metode Beton Pracetak
- Tiang pancang.
- Balok pracetak.
- Kolom pracetak.
- Dinding pracetak.
- Pelat lantai pracetak.
- Girder.
- Diafragma jembatan.
- Sheet pile atau sebagai penahan tanah.
Metode Pelaksanaan Beton Pracetak
- Persiapan cetakan atau bekisting
Syarat dari cetakan elemen beton pracetak:
- Volume yang dimiliki oleh cetakan cukup stabil untuk percetakan berulang.
- Mudah untuk ditangani dan anti bocor.
- Cukup mudah dipindahkan, terutama untuk pelaksanaan.
2. Pengecoran yang dilakukan di lapangan atau proyek
3. Pembuatan tulangan
4. Pemasangan tulangan dalam cetakan atau bekisting
5. Membuat campuran beton
6. Pengecoran beton pada cetakan elemen
7. Sampling
8. Curing dan quality control
9. Pembongkaran cetakan atau bekisting
Pembongkaran bekisting bisa dimulai jika kekuatan beton mencapai sekitar 20%–60% dari kekuatan akhir yang bisa dicapai, sekitar 3–7 hari pada suhu kamar.
10. Finishing
11. Penyimpanan dan pengangkatan
12. Proses pemasangan elemen beton pracetak
Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pracetak berbeda dengan konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh metode pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen join (Abduh, 2007 dalam Wahyudi dkk, 2010).