
Light generating cement atau yang lebih dikenal dengan nama semen pemancar cahaya. Light generating cement dibuat melalui proses polikondensasi bahan dasar seperti pasir, silika, limbah industri, alkali, dan air. Proses ini dilakukan secara manual tanpa memerlukan banyak energi dan tidak menciptakan polusi udara yang signifikan selain uap air. Material ini memiliki potensi besar dalam penggunaan infrastruktur karena mampu menyimpan energi matahari selama siang hari dan melepaskannya sebagai cahaya pada malam hari. Hal ini membuatnya sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan seperti jalan raya, jalur sepeda, serta tempat-tempat publik lainnya.
Light generating cement bekerja dengan prinsip fotoluminesensi. Semen ini mengandung bahan fosforescent yang dapat menyerap energi dari sumber cahaya eksternal (seperti sinar matahari) dan kemudian memancarkan energi tersebut dalam bentuk cahaya yang terlihat saat gelap. Proses ini melibatkan beberapa langkah:
- Pencampuran bahan. Bahan fosforescent ditambahkan ke dalam campuran semen selama proses pencampuran dan pengecoran.
- Penyimpanan energi. Setelah semen mengeras, bahan fosforescent menyerap foton dari sumber cahaya, mengexcite elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi.
- Pelepasan cahaya. Ketika sumber cahaya eksternal hilang, elektron kembali ke tingkat energi semula dan melepaskan energi dalam bentuk cahaya.

- Silika. Komponen utama yang diperoleh dari pasir, tanah liat, atau limbah industri. Silika berfungsi sebagai bahan dasar dalam proses polikondensasi untuk menghasilkan struktur yang dapat memancarkan cahaya.
- Pasir sungai. Digunakan sebagai agregat halus dalam campuran semen, memberikan kekuatan, dan stabilitas pada produk akhir.
- Limbah industri. Dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan sifat mekanik dan lingkungan dari semen.
- Alkali. Berperan dalam proses reaksi kimia yang diperlukan untuk pembentukan struktur semen yang memancarkan cahaya.
- Air. Digunakan untuk mengaktifkan reaksi kimia antara bahan-bahan di atas dan membantu dalam proses pengikatan.
- Pigmen pemancar cahaya. Bahan seperti titanium powder dan sulfida (seperti kalsium sulfida atau seng sulfida) ditambahkan untuk memberikan kemampuan pemancaran cahaya pada semen. Pigmen ini menyerap cahaya dari sumber eksternal dan kemudian memancarkannya kembali saat gelap.
- Resin. Berfungsi sebagai pengikat dan meningkatkan sifat mekanik serta ketahanan dari semen. Jenis resin yang digunakan bervariasi, termasuk furan, poliester, dan epoksi.
- Sumber energi terbarukan. Beton ini dapat menyerap energi matahari selama siang hari dan memancarkan cahaya di malam hari sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan pencahayaan listrik konvensional.
- Ramah lingkungan. Proses pembuatan beton ini dilakukan pada suhu kamar dan menghasilkan emisi gas yang minimal, hanya berupa uap air, menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan jenis semen lainnya seperti portland.
- Daya tahan lama. Light generating cement memiliki umur pakai lebih dari 100 tahun, berkat sifat anorganiknya yang membuatnya tahan lama dan mudah didaur ulang.
- Fleksibilitas penggunaan. Material ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk untuk fasad bangunan, jalan raya, kolam renang, dan area parkir, memberikan solusi pencahayaan di tempat-tempat yang sulit dijangkau listrik.
- Pengurangan biaya pencahayaan. Dengan kemampuannya untuk memancarkan cahaya sendiri, penggunaan beton ini dapat mengurangi biaya pemasangan dan pemeliharaan sistem pencahayaan konvensional.
- Pengaturan intensitas cahaya. Tingkat kecerahan dari beton ini dapat disesuaikan selama proses produksi yang memungkinkan penyesuaian sesuai kebutuhan spesifik proyek.
- Keamanan dan visibilitas. Penggunaan beton ini di area publik seperti jalan dan tempat parkir, dapat meningkatkan visibilitas dan keamanan, serta mengurangi risiko kecelakaan di malam hari.
- Kekuatan mekanik yang terbatas. Meskipun semen ini dirancang untuk memberikan penerangan, kekuatan mekaniknya mungkin tidak setinggi semen konvensional. Hal ini dapat membatasi penggunaannya dalam struktur bangunan yang memerlukan daya tahan tinggi.
- Sensitivitas terhadap lingkungan. Semen ini bergantung pada kemampuan untuk menyerap energi matahari. Jika digunakan di daerah dengan sedikit sinar matahari, efektivitasnya dalam memancarkan cahaya pada malam hari dapat berkurang secara signifikan.
- Biaya produksi yang tinggi. Proses pembuatan light generating cement melibatkan penggunaan bahan baku khusus dan teknik pengolahan tertentu, yang dapat meningkatkan biaya produksi dibandingkan dengan semen biasa.
- Keterbatasan aplikasi. Meskipun memiliki potensi untuk digunakan sebagai material penerangan jalan, semen ini mungkin tidak cocok untuk semua jenis konstruksi, terutama di area yang memerlukan ketahanan terhadap beban berat atau kondisi cuaca ekstrem.
- Dampak jangka panjang. Seperti banyak material inovatif lainnya, dampak jangka panjang dari penggunaan semen bercahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia masih perlu diteliti lebih lanjut