Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top Down

Background Polos Warna Putih
Metode Bottom-Up dan Metode Top-Down di Konstruksi Bangunan

Metode top down adalah cara pelaksanaan pembangunan gedung yang memulai pembangunan dari atas ke bawah. Proses pelaksanaan metode ini diawali dengan memasang dinding diafragma, kemudian pondasi dan king post, setelah itu pembuatan plat lantai dasar, dan ke bawah basement bersamaan dengan galian.

Metode Pelaksanaan Sistem Top Down

Pembersihan lahan dan pembuatan pagar sementara proyek

Apa itu Land Clearing, Syarat, Metode dan Prosedur Pelaksanaannya |  Pengadaan (Eprocurement)

Pelaksanaan dinding penahan tanah

Mengenal Dinding Penahan Tanah (DPT), Bagian Konstruksi Penting Untuk  Keamanan Bangunan

Selanjutnya proses pengeboran borepile dan disisipkan sebuah baja profil king post. Pengeboran dilakukan hingga mencapai kedalaman yang telah direncanakan dan dilakukan pengecoran.

Setelah borepile dan diaphragm wall mencapai umur betonnya maka plat lantai pada lantai 1 dapat dikerjakan. Selanjutnya plat lantai tersebut dihubungkan secara monolit dengan king post dan buatlah starter bar yang digunakan sebagai koneksi pengecoran kolom antar lantai.

Setelah plat lantai mencapai umur betonnya, maka dilakukan penggalian untuk lantai basement berikutnya.

Pada tahap ini kembali lagi seperti tahap ke-4. Urutan ini akan berulang sesuai dengan jumlah lantai yang direncanakan.

Berikutnya dilanjutkan proses penggalian untuk pembuatan plat lantai untuk lantai dua.

Pada lantai akhir basement dapat dilakukan pengecoran raft foundation dan dilanjutkan dengan pengecoran kolom king post menjadi kolom beton komposit dengan menghubungkan starter bar.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Top Down

Kekurangan metode konstruksi top down diantaranya:

  • Memerlukan peralatan berat yang khusus
  • Memerlukan ketelitian dan ketepatan lebih
  • Sumber daya manusia terbatas
  • Memerlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek

Kelebihan metode konstruksi top down diantaranya:

  • Relatif tidak mengganggu lingkungan
  • Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat
  • Memungkinkan pekerjaan simultan
  • Area lahan proyek lebih luas
  • Resiko teknis lebih kecil
  • Mutu dinding penahan tanah dapat lebih dikontrol

Dari pembahasan yang telah dijelaskan maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu sistem top down merupakan metode pelakasaan konstruksi pembuatan struktur basement yang dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja yang disebut king post (yang dipasang bersamaan dengan borepile). Sedangkan dinding basement dicor terlebih dahulu dengan sistem diaphragm wall dan sekaligus diaphragm wall berfungsi sebagai cut off dewatering.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *